javascript:void(0)
Don't believe everything i've said, heck, don't believe anything. Learn to differentiate facts and personal opinions. Do your OWN research, then, CHOOSE what to believe.

Monday, March 5, 2012

Musyawarah Burung : Buku Yang Sangat Saya Suka


Kalau ada satu buku yang saya tidak akan jemu membacanya walau beribu kali sekalipun (saya rasa la)...maka buku itu adalah buku Musyawarah Burung ini. (Bear in mind, status AlQuran adalah sepatutnya lebih dari itu lagi, tak jemu membacanya walau trillion kali khatam sekalipun)

Musyawarah Burung adalah sebuah buku yang ditulis oleh Fariduddin Attar, dan buku ini lebih dikaitkan dengan kaum sufi. Kalau saya beritahu tentang buku ini kepada sebahagian kawan-kawan saya yang memang 'hardcore' mengikuti manhaj salafussoleh (baca : orang-orang soleh zaman silam yang terdiri dari para sahabat, tabien dan tabiettabien), mereka pasti akan menghalang saya dan meng'kondem' buku ini habis-habisan.

Bagi saya, saya tidak akan mampu untuk menjadi seperti itu. (walaupun saya memang sudah dengan tulus hatinya ingin menjadikan manhaj salafussoleh sebagai jalan hidup saya - kemudian lah ye saya cerita lebih dalam tentang salafussoleh). Bagi saya, setiap sesuatu, selagi ada benda yang elok boleh diambil, biarpun dikelilingi sampah, jika benda itu berharga, saya tetap akan ambil. Ianya seperti mengambil jongkong emas dalam lubang jamban. (maaf jika pemilihan bahasa agak kasar)

Dalam hal ini saya berpegang kepada kata-kata Ibn Taimiyyah, yang boleh juga disebut sebagai salah seorang ulama yang mengikuti manhaj salafussoleh (ke dia pun boleh digelar tabien atau tabiettabien? nnt kena check) :

It is not fair, just nor mature to judge a person by labels within the framework of general orthodoxy. What should be judged is one’s statements, actions and articulation according to Islamic rules. This was articulated by Ibn Taymiyyah in his Risalah al-Fuqara and al-Shattibi in al-‘Itisam. The latter saying about tasswuf that it is incorrect to contend that every aspect of it is an innovation, nor is it fair to label every aspect of it as correct. “Nay, this issue is inspected.”


Makanya, seseorang itu harus berusaha memperhatikan setiap perkara yang dia terima. Memang ada beberapa perkara, apa yang diberitahu oleh Fariduddin Attar dalam buku itu adalah tidak tepat. Contohnya, mengatakan iblis itu adalah sebahagian dari malaikat...pendapat ini tidak tepat, sebab iblis adalah memang asal-asalnya dari kalangan jin. Tapi apa yang lebih menarik minat saya dengan buku ini adalah dari semangat cintakan Tuhan, dan kata-katanya adalah saya kira sangat indah. Tulisan saya selama ini pun sebenarnya adalah cubaan untuk mencontohi lenggok bahasa buku itu. Walau macam mana sekalipun saya tulis, sehingga hari ini, saya masih menganggap tulisan saya masih tak sama pun macam apa yang buku itu tulis.

Kisah bagaimana saya mendapat buku itu pun sebenarnya sangat best. Tapi saya simpan untuk lain kali sahaja. Buku ini adalah benda yang saya selak selalu ketika suatu ketika dulu hubungan saya dengan AlQuran masih lagi sangatlah lemah, perintah-perintahNya tak semua saya penuhi....sangat teruk menjalani hidup...apa yang ada ketika itu hanyalah (sebahagian besarnya) membaca buku ini, dalam usaha menanamkan kecintaan terhadap-Nya, cuba menjadikan Dia lah tujuan hidup. Ugh. Sukalah saya ingin memetik suatu petikan dari buku itu :




Adapun bagiku, aku
akan merasa bahagia menemukan biar hanya jejaknya saja. Itu akan ada juga artinya, tetapi hidup
tanpa Dia tentulah akan menjadi sesalan.


Pastilah hidup tanpa Dia akan jadi sesalan, bila mana seluruh kehidupan kita adalah dengan pertolongan dan belas kasihanNya. Dalam keadaan fitrah hidup insan, fitrah jiwa manusia ingin hidup berTuhan, maka bagaimana seseorang itu mampu hidup tanpa Tuhannya?

Musyawarah Burung, menyampaikan sebuah cerita dengan menganalogikan manusia seperti sekelompok burung-burung. Maka perhatikanlah baik-baik. Saya harap, semua orang yang sekepala dengan saya, suka baca tulisan-tulisan saya (lol), atau mungkin semua orang yang saya suka (tak kisah lelaki atau perempuan) akan dapat membaca buku ini dan memetik intipatinya yang bagi saya sangat best.




Di sini adalah link bagi sesiapa yang berminat ingin membaca buku itu
http://dl.dropbox.com/u/11037569/musyawarah%20burung.pdf

********************************************************************************************

'Sneak Peek' atau 'Intai Isi Buku'

Di bawah adalah antara contoh-contoh ayat yang terkandung dalam buku ini.


O, hatiku, bila kau ingin sampai pada ambang pengertian, berjalanlah hati-hati. Bagi setiap
zarrah ada pintu tersendiri, dan bagi setiap zarrah ada jalan tersendiri yang menuju ke Wujud
penuh rahasia yang kusebutkan itu. Untuk mengenal diri sendiri orang harus menghayati seratus
kehidupan. Tetapi kau harus mengenal Tuhan dari Dia sendiri dan bukan dari dirimu; Dialah
yang membukakan jalan menuju padaNya, bukan pengetahuan manusia. Pengetahuan tentang
Dia tak tersedia di pintu orang-orang yang pandai menyusun kata. Pengetahuan dan kebodohan
di sini sama, karena keduanya tak dapat menjelaskan maupun melukiskan. Pendapat orang-orang
tentang ini hanya timbul dalam angan-angan mereka; dan aneh tentunya untuk mencoba
mengambil kesimpulan dari apa yang mereka katakan: baik atau buruk, apa yang mereka katakan
itu hanya berasal dari diri mereka sendiri. Sedang Tuhan di atas segala pengetahuan dan di luar
segala bukti, dan tak satu pun yang dapat menggambarkan Keagungan Suci diri-Nya.

O, kau yang menghargai kebenaran, janganlah mencari kias; adanya Wujud yang tak
terbandingkan ini tak memungkinkan kias. Karena tiada para nabi maupun para utusan dari langit
memahami sezarrah terkecil pun; mereka semua bersujud sambil berkata, "Kami tak mengenal
Tuan sebagaimana keadaan Tuan yang sebenarnya."



Kata burung Hud-Hud itu kepada kawan-kawan burungnya yang lain,

Kukenal baik Rajaku, tetapi sendiri saja tak dapat aku pergi mencarinya. Tinggalkan keseganan
kalian, kesombongan kalian dan keingkaran kalian, karena siapa yang tak mementingkan
hidupnya sendiri terbebas dari ikatan dirinya sendiri; ia terbebas dari ikatan baik dan buruk demi yang dicintainya. Bermurah hatilah dengan hidup kalian. Jejakkan kaki kalian di tanah dan
melangkahlah ke istana Raja. Kita mempunyai Raja sejati, ia tinggal di balik gunung-gunung
Kaf.2 Namanya Simurgh3 dan ia raja segala burung. Ia dekat dengan kita, tetapi kita jauh
darinya. Tempat persemayamannya tak dapat dicapai, dan tiada lidah yang dapat mengucapkan
namanya. Di mukanya tergantung seratus ribu tabir cahaya dan kegelapan, dan dalam kedua
dunia itu tak ada yang dapat menyangsikan kerajaannya. Ia Raja yang berdaulat raya dan
bermandikan kesempurnaan dari keagungannya. Ia tak membukakan diri sepenuhnya meskipun
di tempat persemayamannya sendiri, dan tentang ini tak ada pengetahuan atau kecerdasan yang
dapat meraihnya. Jalan itu tak dikenal, dan tak ada yang berteguh hati mencarinya, meskipun
ribuan makhluk melewatkan hidupnya dalam kerinduan. Bahkan jiwa yang paling suci pun tak
dapat melukiskannya, dan akal budi tak pula dapat memahami: kedua belah mata ini pun buta. Si
bijak tak dapat mengetahui kesempurnaannya dan si arif tak pula dapat mengamati
keindahannya. Sekalian makhluk memang ingin meraih kesempurnaan dan keindahan itu dengan
bayangan angan. Tetapi betapa dapat kalian menempuh jalan itu dengan pikiran? Bagaimana
mengukur bulan dari ikan? Begitulah, ribuan kepala pun bergerak ke sana ke mari, dan hanya
ratap dan keluh kerinduan saja yang terdengar. Banyak laut dan daratan di tengah jalan. Jangan
kira perjalanan itu singkat; dan kita mesti berhati singa untuk menempuh jalan yang luar biasa
itu, karena jalan itu amat panjang dan laut itu dalam. Ada yang berjalan dengan susah payah dan
keheranan, sambil kadang-kadang tersenyum dan kadang-kadang menangis. Adapun bagiku, aku
akan merasa bahagia menemukan biar hanya jejaknya saja. Itu akan ada juga artinya, tetapi hidup
tanpa dia tentulah akan menjadi sesalan. Janganlah kita menutup jiwa kita terhadap yang kita
kasihi, tetapi hendaklah kita ada dalam keadaan yang serasi untuk menuntun jiwa kita ke istana
Raja kita itu. Cucilah tangan kalian dari kehidupan ini bila kalian ingin disebut pengamal. Demi
yang kalian kasihi, tinggalkan kehidupan kalian yang berharga ini, sebagai muliawan. Bila kalian
menyerahkan diri dengan manis, sang kekasih pun akan memberikan seluruh hidupnya pada
kalian."

3 comments:

Zoe said...

Saudara, sya tertarik ble menyebut iblis dr sebahagian malaikat.. bkn asal mereka dr azazil yg tidak mahu tunduk kpd nabi adam a.s

Zoe said...

Saudara, sya tertarik ble menyebut iblis dr sebahagian malaikat.. bkn asal mereka dr azazil yg tidak mahu tunduk kpd nabi adam a.s

alyazahra said...

as salm..sy rsa burung hud2 mengajak kawanan burung2 pergi ke raja mereka..sebenarnya raja mereka ialah Allah yg 1....klu kita perhatikn tulisan dr buku ini...sy rsa pemahaman sy mcm tu...maaf yer penulis klu sy silap tlg btul kn..