Kalau kita akan berbalah di sini pada hari ini,
maka ada baiknya kita mencari, di mana letaknya hati kita terlebih dahulu.
Kita telah lupa banyak perkara dalam hidup. Kita mungkin tidak ada waktu lagi untuk berhenti, diam, dan cuba untuk mengingati segala apa yang telah kita lalui hingga ke saat ini. Namun kita tidak dapat menafikan bahawa apa sahaja yang berlaku kita harus tetap cuba untuk mengumpulkan sekali ingatan-ingatan kita tentang diri kita yang sebenar, secara fitrahnya.
Kita rupa-rupanya telah lupa tentang keindahan syurga, dan bagaimana suatu masa dahulu kita pernah benar-benar menginginkan berada di syurga, jika diizinkan, saat itu juga.
Kita juga telah lupa bagaimana suatu masa dahulu saat kita masih kanak-kanak, kita memikirkan tentang pencipta dengan memandang langit dan matahari, melihat bulan dan bintang-bintang.
Pagi tadi mengingatkan kembali sesuatu yang telah ditinggalkan, seperti mana yang telah disebutkan di atas.
Betul kan, katakanlah kalau sekarang ini kita hadapkan diri kita dengan cermin, lalu cuba untuk ingat seluruh hidup kita, semenjak kita lahir, atau mungkin sejak kita mampu mentafsir alam sekeliling kita, rasanya terlalu banyak lompang-lompang(ergh, betul ke perkataan nih) kosong yang tak dapat dikumpulkan, seolah-olahnya memori itu tak pernah ada - lalu, tidak dapat tidak kita harus mengakui bahawa kita telah lupa.
Dan malam ini pula saya diingatkan tentang kisah abid yang diberikan balasan berlipat kali ganda atas sebab keikhlasannya, juga tentang rezeki, jodoh maut di tangan Tuhan.
Hakikatnya manusia harus diingatkan. Mungkin itulah sebabnya kenapa kita harus beri peringatan kepada manusia lain, sebab mungkin antara orang yang kita nasihatkan itu mereka sebenarnya sangat sedih dan sakit, sebab mereka telah lupa.
"Dan berilah peringatan,
sesungguhnya peringatan itu amat bermanfaat
dan berguna kepada orang-orang mukmin"
[SURAH AZ-DZARIYAT:55]
Kita sedihkan kalau kita tidak dapat ingat orang yang kita sayang - emak, ayah, adik-adik kita? Maka wajarlah kita berasa sangat sedih apabila kita tidak dapat ingat langsung perjanjian kita dengan Tuhan yang Maha Agung sebelum kita dilahirkan di dunia :
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi(tulang belakang) mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"
[Surah Al-A’raaf 7: 172]
Mengapa kita perlu melupakan saat paling penting ini?
2 comments:
jkkk akhi.bez..ini post-rehlah pnye nih..huhu :p
yup..kdg2 kite lupe
ape sebabnya kita bermula...
ape sebabnya kita beramal
ape sebabnya kita berdakwah
dan inilah yg menyebabkan kite cpat sgt 'down'/futur..
so,
imbau kembali...
knape kite berada dlm jln ini?
knape kite mulakan dakwah?
haah..post rehlah punyer nih bro...
huhuh
betul2, mari kita imbau kembali semuanya...
Post a Comment